No products in the cart.

Penulis Dr. Dewi Ratih, SpOG(K).MSi.Med.DMAS – publichealth enthusiast
Kita harus mengenal factor-faktor risiko terjadinya infertilitas, factor tersebut diantaranya 1). Gaya hidup, gaya hidup bisa mempengaruhi pasangan suami istri sulit mendapatkan kehamilan seperti konsumsi alkohol akan memperburuk kualitas sel benih bagi kedua pihak, merokok juga disebut mengurangi aliran darah pada organ reproduksi yang memproduksi sel benih sehingga kualitas sel benih yang buruk, berat badan yang berlebih pada wanita dikatakan dapat mempengaruhi kesuburan sehingga dianjurkan ketika seorang wanita dengan berat badan berlebih dengan indeks Masa Tubuh tidak normal bisa melakukan berbagai aktvitas untuk meraih Indeks Masa Tubuh yang normal kembali agar siklus haid teratur, dan lebih mudah mendapatkan kehamilan. Olahraga yang dianjurkan juga bukan olahraga berat tapi olahraga ringan sampai dengan sedang saja dapat menjaga kondisi tubuh yang baik sehingga dapat menghasilkan angka kehamilan yang lebih tinggi
2). Stres, tentu saja sangat berpengaruh terhadap kesuburan seseorang. Stres menyebabkan aliran darah berkurang sehingga aliran darah dan oksigen kedalam organ kandungan serta organkelamin pria pun dapat mengalami gangguan dan hal ini dapat menurunkan angka keberhasilan kehamilan. Berbagai suplemen diketahui bisa memperbaiki sel benih dan terutama ditemukan suplemen2 yang terkait dengan peningkatan kualitas sperma diantaranya antioksidan, Vit C, ubiquinon Q10, Selenium, dan gluthatione banyak diberikan kepada pria untuk memperbaiki kualitas sperma. Asam Folat dan Zinc dapat meningkatkan morfologi atau bentuk sperma yang lebih baik. Vit B12 juga dikatakan dapat memperbaiki kualitas sperma. Terdapat beberapa obat-obatan yang dapat mempengaruhi sel benih diantaranya beberapa obat untuk pengendalian darah tinggi, juga pelancar buang air kecil seperti spironolactondan alupurinol yang berfungsi menurunkan kadar asam urat.
Kebanyakan pasangan infertil yang dating kepada Dokter sering kurang sabar dalam menghadapi langkah demi langkah yang harus dilalui untuk mendapatkan kehamilan yang diinginkan. Tiga hal mendaasar yang harus dilakukan pada pasangan infertilitas adalah 1). Wawancara untuk mengggali riwayat pemeriksaan yang telah dilakukan agar tidak mengulang-ulang pemeriksaan yang sudah dilakukan dan harus dikerjakan 2). Wawancara untuk menggali siklus haid wanita yang diikuti dengan pemeriksaan fisik, organ kandungan reproduksi, melakukan USG transvaginal untuk mengetahui kondisi dasar dari organ kandungan serta mengetahui masa suburnya.
Beberapa pekerjaan seperti pekerjaan yang terpapar panas, radiasi sinar-X, terpapar logam dan juga pestisida dikatakan dapat mempengaruhi sel benih terutama sperma pada pria, sehingga akhir-akhir ini faktor pria untuk terlibat dalam kesulitan program hamil semakin meningkat bahkan sama besar kontribusinya dengan wanita yang mengalami kesulitan mendapatkan kehamilan. Beberapa infeksi yang harus cukup dipantau yang terkait dengan kerusakan organ reproduksi wanita adalah infeksi clamidia. Infekesi ini ditandai dengan adanya keputihan pada wanita dengan ciri-ciri keputihan yang agak kental, tidak ada rasa gatal, tidak berbau, namun ketika dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan peneropongan perut misal dengan Teknik laparoskopi baru kita bisa melihat infeksi Clamidia yang sesungguhnya, bahkan sudah bisa merusak saluran telur atau tuba falopii. Clamidia adalah salah satu infeksi yang paling sering merusak bulu-bulu dalam salurah telur yang menyebabkan saluran telur buntu dan tidak bisa dilewati untuk sperma bisa membuahi sel telur. Infeksi yang pada umumnya bisa mengenai prostat atau saluran sperma pada pria seperti beberapa penyakit kelamin, juga dapat menyebabkan hambatan dalam program hamil dari sisi pria.
Artikel Selanjutnya : Stay Happy Waiting for Pregnancy (3)